Assalamualaikum Wr.
Wb.
Dalam Postingan ini
Kita akan mencoba untuk membahas materi soal Fiqih, yang di bagi menjadi 60
pasal,
Dan disini kita akan
membasah 3 Pasal Dasar dari Materi Fiqih ini,
Pasal 1 : Bersuci menggunakan Batu
Bersuci
Menggunakan Batu
(فصل) شروط إجزاء
الحَجَرْ ثمانية: أن يكون بثلاثة أحجار ، وأن ينقي المحل ، وأن لا يجف النجس ، ولا
ينتقل ، ولا يطرأ عليه آخر ، ولا يجاوز صفحته وحشفته ، ولا يصيبه ماء ، وأن تكون
الأحجار طاهرة.
Syarat
boleh menggunakan batu untuk beristinja ada delapan, yaitu:
1.
Menggunakan tiga batu.
2.
Mensucikan tempat keluar najis dengan batu tersebut.
3.
Najis tersebut tidak kering.
4.
Najis tersebut tidak berpindah.
5.
Tempat istinja tersebut tidak terkena benda yang lain sekalipun tidak najis.
6.
Najis tersebut tidak berpindah tempat istinja (lubang kemaluan belakang dan
kepala kemaluan depan) .
7.
Najis tersebut tidak terkena air .
8.
Batu tersebut suci.
Pasal 2 : Air
Air
(فصل ) الماء قليل
وكثير : القليل مادون القلتين ، والكثير قلتان فأكثر. القليل يتنجس بوقوع النجاسة
فيه وإن لم يتغير . والماء الكثير لا يتنجس إلا إذا تغير
طعمه أو لونه أو
ريحه.
Air
terbagi kepada dua macam; Air yang sedikit. Dan air yang banyak.
Adapun
air yang sedikit adalah air yang kurang dari dua qullah . Dan air yang banyak
itu adalah yang sampai dua qullah atau lebih.
Air
yang sedikit akan menjadi najis dengan sebab tertimpa najis kedalamnya,
sekalipun tidak berubah. Adapun air yang banyak maka tdak akan menjadi najis
kecuali air tersebut telah berubah warna, rasa atau baunya.
Pasal 3 : Fadhu, Rukun, Niat dan Tartib
Fardhu
Wudhu
(فصل ) فروض
الوضوء ستة: الأول:النية ، الثاني : غسل الوجه ، الثالث: غسل اليدين مع المرفقين ،
الرابع : مسح شيء من الرأس ، الخامس : غسل الرجلين مع الكعبين ، السادس :الترتيب .
Rukun
wudhu ada enam, yaitu:
1.
Niat.
2.
Membasuh muka
3.
Membasuh kedua tangan serta siku.
4.
Menyapu sebagian kepala.
5.
Membasuh kedua kaki serta buku lali.
6.
Tertib.
Pengertian Niat dan Tertib
(فصل ) النية : قصد الشيء مقترنا
بفعله ، ومحلها القلب والتلفظ بها سنة ، ووقتها عند غسل أول جزء من الوجه ،
والترتيب أن لا يقدم عضو على عضو .
Niat adalah
menyengaja suatu (perbuatan) berbarengan (bersamaan) dengan perbuatannya
didalam hati. Adapun mengucapkan niat tersebut maka hukumnya sunnah, dan
waktunya ketika pertama membasuh sebagian muka.
Adapun tertib yang
dimaksud adalah tidak mendahulukan satu anggota terhadap anggota yag lain
(sebagaimana yang telah tersebut).
Pasal 4 : Syarat Syarat Wudhu
Syarat-syarat
Wudhu
(فصل ) شروط
الوضوء عشرة : الإسلام ، والتمييز ، والنقاء ، عن الحيض ، والنفاس ، وعما يمنع
وصول الماء إلى البشرة ، وأن لا يكون على العضو ما يغير الماء الطهور ، ودخول
الوقت ، والموالاة لدائم الحدث.
Syarat–
Syarat Wudhu` ada sepuluh, yaitu:
1-
Islam.
2-
Tamyiz (cukup umur dan ber’akal).
3-
Suci dari haidh dan nifas.
4-
Lepas dari segala hal dan sesuatu yang bisa menghalang sampai air ke kulit.
5-
Tidak ada sesuatu disalah satu anggota wudhu` yang merubah keaslian air.
6-
Mengetahui bahwa hukum wudhu` tersebut adalah wajib.
7-
Tidak boleh beri`tiqad (berkeyakinan) bahwa salah satu dari fardhu–fardhu
wudhu` hukumnya sunnah (tidak wajib).
8-
Kesucian air wudhu` tersebut.
9-
Masuk waktu sholat yang dikerjakan.
10-
Muwalat .
Dua
syarat terakhir ini khusus untuk da'im al-hadats (orang yang selalu hadas
karena beser kencing atau keluar darah istihadoh, kentut terus menerus,
ambeien, dll) .
Pasal 5 : Batal Wudhu
Perkara
yang Membatalkan Wudhu
(فصل ) نوا قض
الوضوء أربعة أشياء : (الأول) الخارج من أحد السبيلين من قبل أو دبر ريح أو غيره
إلا المنى ، (الثاني ) زوال العقل بنوم أو غيره إلا نوم قاعد ، ممكن مقعده من
الأرض ، (الثالث) التقاء بشرتي رجل وامرأة كبيرين من غير حائل ، (الرابع ) مس قبل
الآدمي أو حلقة دبره ببطن الراحة أو بطون الأصابع .
Yang
membatalkan wudhu` ada empat, yaitu:
1-
Apa bila keluar sesuatu dari salahsatu kemaluan seperti angin dan lainnya.
2-
Hilang akal seperti tidur dan lain lain, kecuali tidur dalam keadaan duduk
rapat bagian punggung dan pantatnya dengan tempat duduknya, sehingga yakin
tidak keluar angin sewaktu tidur tersebut
3-
Bersentuhan antara kulit laki–laki dengan kulit perempuan yang bukan muhrim
baginya dan tidak ada penghalang antara dua kulit tersebut seperti kain dll.
”Mahram”:
(orang yang haram dinikahi seperti saudara kandung).
4-
Menyentuh kemaluan orang lain atau dirinya sendiri atau menyentuh tempat
pelipis dubur (kerucut sekeliling) dengan telapak tangan atau telapak jarinya.
Pasal 6 : Mandi Besar
Perkara
yang Mewajibkan Mandi
(فصل ) موجبات
الغسل ستة: إيلاج الحشفة في الفرج ، وخروج المنى والحيض والنفاس والولادة والموت .
Yang
mewajibkan mandi ada enam perkara, yaitu:
1-
Memasukkan kemaluan (kepala dzakar) ke dalam farji (kemaluan) perempuan.
2-
Keluar air mani.
3-
Keluar darah haidh [datang bulan].
4-
Keluar darah nifas [darah yang keluar setelah melahirkan].
5-
Melahirkan.
6-
Mati.
Fardhu
dan Rukun Mandi Junub
(فصل ) فروض الغسل
اثنان : النية ، وتعميم البدن بالماء .
Fardhu–fardhu
(rukun) mandi yang diwajibkan ada dua perkara, yaitu:
1-
Niat mandi wajib.
2-
Menyampaikan air ke seluruh tubuh dengan sempurna.
Hadats
Macam-macam
hadats: Hadats ada dua macam, yaitu: Kecil dan Besar.
Hadats
kecil adalah hadats yang mewajibkan seseorang untuk berwudhu’, sedangkan hadats
besar adalah hadats yang mewajibkan seseorang untuk mandi.
Pasal 7 : Masa Suci dan tidak
Masa
Haid
Darah
haid yang keluar paling sedikit sehari semalam, namun pada umumnya selama enam
atau tujuh hari, dan tidak akan lebih dari 15 hari.
Masa
Suci Antara Dua Haid
Paling
sedikit masa suci antara dua haid adalah 15 hari, namun pada umumnya 24 atau 23
hari, dan tidak terbatas untuk masa sucinya.
Masa
Nifas
Paling
sedikit masa nifas adalah sekejap, pada umumnya 40 hari, dan tidak akan
melebihi dari 60 hari.
Sebab
– Sebab yang membolehkan tayammum ada tiga hal, yaitu:
1-
Tidak ada air untuk berwudhu`.
2-
Ada penyakit yang mengakibatkan tidak boleh memakai air.
3-
Ada air hanya sekedar mencukupi kebutuhan minum manusia atau binatang yang
Muhtaram (dihormati).
Adapun
Non-Muhtaram ada enam macam, yaitu:
1-
Orang yang meninggalkan sholat wajib.
2-
kafir Harbiy (yang boleh di bunuh).
3-
Murtad.
4-
Penzina dalam keadaan Ihshan (orang yang sudah ber’aqad nikah yang sah).
5-
Anjing yang menyalak (tidak menta`ati pemiliknya atau tidak boleh dipelihara).
6-
Babi.
Pasal 8 : Tayamum
Syarat–Syarat Tayammum
Syarat–Syarat
mengerjakan tayammum ada sepuluh, yaitu:
1-
Bertayammum dengan tanah.
2-
Menggunakan tanah yang suci tidak terkena najis.
3-
Tidak pernah di pakai sebelumnya (untuk tayammaum yang fardhu).
4-
Murni dari campuran yang lain seperti tepung dan seumpamanya.
5-
Mengqoshod atau menghendaki (berniat) bahwa sapuan dengan tanah tersebut untuk
di jadikan tayammum.
6-
Masuk waktu shalat fardhu tersebut, sebelum tayammum.
7-
Bertayammum tiap kali sholat fardhu tiba.
8-
Berhati – hati dan bersungguh – sungguh dalam mencari arah qiblat sebelum
memulai tayammum.
9-
Menyapu muka dan dua tangannya dengan dua kali mengusap tanah tayammum secara
masing – masing (terpisah).
10-
Menghilangkan segala najis di badan terlebih dahulu.
Fardhu dan Rukun Tayammum
Rukun-rukun
tayammum ada lima, yaitu:
1.
Memindah debu.
2.
Niat.
3.
Mengusap wajah.
4.
Mengusap kedua belah tangan sampai siku.
5.
Tertib antara dua usapan.
Pembatal Tayammum
Perkara
yang membatalkan tayammum ada tiga, yaitu:
1.
Semua yang membatalkan wudhu’.
2.
Murtad.
3.
Ragu-ragu terdapatnya air, apabila dia bertayammum karena tidak ada air.
Pasal 9 : Najis
Macam-macam Najis
Macam
macam najis ada tiga, yaitu:
1.
Najis besar (Mughallazoh), yaitu Anjing, Babi atau yang lahir dari salah
satunya.
2.
Najis ringan (Mukhaffafah), yaitu air kencing bayi yang tidak makan, selain
susu dari ibunya, dan umurnya belum sampai dua tahun.
3.
Najis sedang (Mutawassithoh), yaitu semua najis selain dua yang diatas.
Cara Menbasuh Najis
Cara
menyucikan najis-najis:
Najis
besar (Mughallazoh), menyucikannya dengan membasuh sebanyak tujuh kali, salah
satunya menggunakan debu, setelah hilang ‘ayin (benda) yang najis.
Najis
ringan (Mukhaffafah), menyucikannya dengan memercikkan air secara menyeluruh
dan menghilangkan ‘ayin yang najis.
Najis
sedang (Mutawassithoh) terbagi dua bagian, yaitu:
1.
'Ainiyyah yaitu najis yang masih nampak warna, bau, atau rasanya, maka cara
menyucikan najis ini dengan menghilangkan sifat najis yang masih ada.
2.
Hukmiyyah, yaitu najis yang tidak nampak warna, bau dan rasanya, maka cara
menyucikan najis ini cukup dengan mengalirkan air pada benda yang terkena najis
tersebut.
Benda Najis yang Bisa Suci
Perkara
yang menjadi suci dari yang asalnya najis ada tiga, yaitu:
1.
Khamar (air yang diperah dari anggur) apabila telah menjadi cuka.
2.
Kulit binatang yang disamak.
3.
Semua najis yang telah berubah menjadi binatang.
Pasal 10 : Batal dan larangan
Larangan
Bagi yang Batal Wudhu
(فصل ) من انتقض
وضوؤه حرم عليه أربعه أشياء : الصلاة والطواف ومس
المصحف وحمله.
Larangan
bagi orang yang berhadats kecil/ batal wudhu ada empat, yaitu:
1-
Shalat, fardhu maupun sunnah.
2-
Thowaaf (keliling ka`bah tujuh kali).
3-
Menyentuh kitab suci Al-Qur`an
4.
Membawa atau mengangkat Al Quran
Larangan
Bagi yang Orang Junub (Hadats Besar)
ويحرم على الجنب
ستة أشياء: الصلاة والطواف ومس المصحف وحمله واللبث في المسجد وقراءة القرآن.
Larangan
bagi orang yang berhadats besar (junub) ada lima, yaitu:
1-
Sholat.
2-
Thowaaf.
3-
Menyentuh Al-Qur`an.
4-
Membaca Al-Qur`an.
5-
I`tikaf (berdiam di masjid).
Larangan
Bagi Wanita Haid
ويحرم بالحيض عشرة
أشياء : الصلاة والطواف ومس المصحف وحمله واللبث في المسجد وقراءة القرآن والصوم
والطلاق والمرور في المسجد إن خافت تلويثه والاستمتاع بما بين السرة والركبة.
Larangan
bagi perempuan yang sedang haidh ada sepuluh, yaitu:
1-
Sholat.
2-
Thowaaf.
3-
Menyentuh Al-Qur`an.
4-
Membaca Al-Qur`an.
5-
Puasa
6-
I’tikaf di masjid.
7-
Masuk ke dalam masjid sekalipun hanya untuk sekedar lewat jika ia takut akan
mengotori masjid tersebut.
8-
Cerai, karena itu, di larang suami menceraikan isterinya dalam keadaan haidh.
9-
Jima`.
10-
Bersenang – senang dengan isteri di antara pusar dan lutut
Wassalamualaikum Wr. Wb.
0 comments:
Posting Komentar