يَجِبُ عَلى الشَّخْصِ أَنْ
يَعْرِفَ نَسَبَهُ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ جِهَةِ أَبِيْهِ وَ مِنْ
جِهَّةِ أُمِّهِ فَأَمَّـا نَسَـبُهُ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ جِهَةِ
أَبِيْهِ فَهُوَ سَيِّدُنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ
بِنِ هَاشِمِ بِنِ عَبْدِ مَنَافِ بْنِ قُصَى بِنِ كِلاَبِ بْنِ مُرَّةَ بْنِ
كَعْبِ بْنِ لُؤَى بْنِ غَالِبِ بْنِ فِهْرِ بْنِ مِالِكِ بْنِ النَّضْرِ بْنِ
كِنَانَةَ بْنِ خُزَيْمَةَ بْنِ مُدْرِكَةَ بْنِ اِلْيَاسَ بِنِ مُضْرِ بْنِ
نِزَارِ بْنِ مُعَدِ بْنِ عَدْنَانَ وَلَيْسَ فِيْمَا بَعْدَهُ اِلى آدَمَ
عَلَيْهِ الصَّلاِةُ وَالسَّلاَمُ طَرِيْقٌ صَحِيْحٌ فِيْمَا يُنْقَلُ.
وَأَمَّـا نَسَـبُهُ صَلّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ جِهَةِ اُمِّهِ فَهُوَ سَيِّدُنَا مُحَمَّدُ بْنُ
آمِنَةَ بِنْتِ وَهْبِ بْنِ عَبْدِ مَنَافِ بْنِ زُهْرَةَ بْنِ كِلاَبِ
فَتَجْتَمِعُ مَعَهُ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى جَدِّهِ كِلاَبٌ
SILSILAH NASAB
RASULULLAH
Wajib bagi semua
orang untuk mengetahui silsilah Nabi s.a.w., baik dari pihak ayah Beliau maupun
dari pihak ibu Beliau.
Adapun silsilah Nabi
s.a.w., dari jalur ayah beliau adalah, baginda kita Muḥammad s.a.w., adalah
putra ‘Abdullāh putranya ‘Abd-ul-Muththalib putranya Hāsyim putranya ‘Abdu
Manāf putranya Qushay putranya Kilāb putranya Murrah putranya Ka‘b putranya
Lu’ay putranya Ghālib putranya Fihr putranya Mālik putranya Nadhar putranya
Kinānah purtranya Khuzaimah putranya Mudrikah putranya Ilyās putranya Mudhar
putranya Nizār putranya Ma‘add putranya ‘Adnān. Dan – sampai Sayyid ‘Adnān ini
– tidak ada silsilah yang Shaḥīḥ hingga Nabi ‘Ādam a.s.
Adapun silsilah Nabi
s.a.w., dari jalur ibunya adalah, Baginda kita Muḥammad s.a.w., adalah putra
Āminah putrinya Wahb putranya ‘Abdu Manāf putranya Zuhrah putranya Kilāb. Maka
bertemulah Sayyidah Āminah beserta Nabi s.a.w., pada kakeknya, yakni Sayyid Kilāb.
KEKHUSUSAN NABI
وَمِمَّا يَجِبُ أَيْضًـا
أَنْ يَعْلَمَ أَنَّ لَهُ حَوْضًـا.
وَأَنَّهُ صَلّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَشْفَعُ فِى فَصْلِ الْقَضَاءِ وَهَذِهِ الشَّفَاعَةُ
مُخْتَصَةٌ بِهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَمِمَّا يَجِبُ أَيْضًـا
أَنْ يَعْرِفَ الْرُّسُلَ الْمَذْكُورَةَ فِى الْقُرْأنِ تَفْصِيْلاً وَأَمَّا
غَيْرُهُمْ فَيَجِبُ عَلَيْهِ أَنْ يَعْرِفَهُمْ اِجْمَالاً
وَقَدْ نَظَّمَ بَعْضُهُمْ
الأَنْبِيآء اَلَّتِى تَجِبُ مَعْرِفَتَهُمْ تَفْصِيْلاً, فَقَالَ :
حَتْمٌ عَلى كُلِّ ذِي
التَّكْلِيْفِ مَعْرِفَةٌ *** بِأَنْبِيَآءَ عَلى التَّفْصِيْلِ قَدْ عُلِمُـوْا
فِى تِلْكَ حَجَتُنَا
مِنْهُمْ ثَمَــانِيَةٌ *** مِنْ بَعْـدِ عَشْرٍ وَيَبْقى سَبْعَةٌ وَهُمْ
اِدْرِيْسٌ هُوْدٌ شُعَيْبٌ
صَالِحٌ وَكَذَا *** ذُو الْكِفْلِ آدَمٌ بِالْمُخْتَارِ قَدْ خَتَمُوْا
Dan dari sebagian
perkara yang wajib untuk diketahui adalah sesungguhnya Nabi Muḥammad s.a.w.,
memiliki Ḥaudh(danau di surga).
Dan sesungguhnya
Nabi Muḥammad s.a.w. akan memberi syafaat ketika dalam Fashl-ul-Qadhā’
(pemutusan hukum untuk seluruh makhluk), dan Syafā‘ah ini dikhususkan kepada
Nabi Muḥammad s.a.w.
Dan yang wajib untuk
diketahui juga adalah nama para rasul yang disebutkan dalam al-Qur’ān secara
rinci, adapun selain para rasul yang disebutkan dalam al-Qur’ān, maka wajib
mengetahuinya secara global saja.
Dan sebagian ulama
telah menazhamkan nama para Nabi yang wajib diketahui secara rinci, mereka
berkata:
Wajib bagi setiap
Mukallaf mengetahui,
Nama para Nabi
secara terperinci yang telah diketahui.
Di situlah hujjah
kita. Sebagian mereka ada delapan,
Setelah sepuluh
(8+10=18) dan sisanya ada tujuh yakni.
Nabi Idrīs, Hūd,
Syu‘aib, Shāliḥ, begitu juga,
Nabi Zulkifli, Ādam
dengan Nabi yang terpilihlah (Nabi Muḥammad) para Nabi diakhiri.
ERA TERBAIK SETELAH
ZAMAN NABI
وَمِمَّا يَجِبُ
اِعْتِقَادُهُ أَيْضًـا أَنَّ قَرَنَهُ أَفْضَلُ الْقُرُونِ ثُمَّ الْقَرْنُ
الَّذِي بَعْدَهُ ثُمَّ الْقَرْنُ الَّذِي بَعْدَهُ
وَيَنْبَغِى لِلشَّخْصِ أَنْ
يَعْرِفَ أَوْلاَدَهُ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُمْ عَلى الصَّحِيْحِ
سَيِّدُنَا الْقَاسِمُ وَسَيِّدَتُنَا زَيْنَبُ وَسَيِّدَتُنَا رُقَيَّةُ
وَسَيِّدَتُنَا فَاطِمَةُ وَسَيِّدَتُنَا اُمُّ كُلْثُومٍ وَسَيِّدُنَا عَبْدُ اللهِ
وَهُوَ الْمُلَقَّبُ بِالطَّيِّبِ وَالطَّاهِرِ وَسَيِّدُنَا اِبْرَاهِيْمُ
وَكُلُّهُمْ مِنْ سَيِّدَتِنَا خَدِيْجَةَ الْكُبْرى اِلاَّ اِبْرَاهِيْمَ فَمِنْ
مَارِيَةَ الْقِبْطِيَّةِ.
وَهَذَا آخِرُ مَا يَسَّرَهُ
اللهُ مِنْ فَضْلِهِ وَكَرَمِهِ
وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ وَصَلّى اللهُ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى الِهِ وَصَحْبِهِ
وَسَلَّمَ.
Dan sebagian yang
wajib diyakini lagi adalah, bahwa sesungguhnya masa/era Rasūlullāh s.a.w.,
adalah masa yang terbaik, lantas masa sesudahnya (Shahabat Nabi) kemudian masa
sesudahnya lagi (Tābi‘īn).
Dan seyogyanya bagi
seseorang untuk mengetahui putra seseorang untuk mengetahui putra-putri Nabi
Muḥammad s.a.w. Dan jumlah mereka berdasarkan riwayat yang Shaḥīḥ adalah Sayyid
Qāsim, Sayyidah Zainab, Sayyidah Ruqayyah, Sayyidah Fāthimah, Sayyidah Ummi Kultsūm,
Sayyid ‘Abdullāh yang dijuluki ath-Thayyib dan ath-Thāhir, Sayyid Ibrāhīm. Dan
mereka semuanya dari Ibu Sayyidah Khadījah al-Kubrā kecuali Sayyid Ibrāhīm dari
Ibu Māriyyah al-Qibthiyyah.
Ini akhir dari
sesuatu yang telah dimudahkan oleh Allah s.w.t., dari sifat Kedermawanan-Nya
dan Kemuliaan-Nya.
Segala puji hanya
milik Allah s.w.t., Tuhan semesta alam. Shalawat kepada Baginda kita Muḥammad
s.a.w., dan juga kepada keluarganya dan para Shahabatnya
0 comments:
Posting Komentar